JARINGAN KULIT

Posted by mahfuz On Rabu, 28 November 2012 0 komentar

JARINGAN KULIT

Organ tubuh manusia memiliki 4 indera, yakni Indera penglihat (mata), indera pendengar (telinga), Indera perasa/pengecap (mulut), Indera penciuman (hidung), dan Indera peraba (kulit). Kulit merupakan bagian tubuh atau indera manusia yang sangat sensitif mudah terluka dan mudah merasakan rasa sensitifitas. Kulit manusia terdiri dari epidermis dan dermis. Kulit berfungsi sebagai alat transportasi tempat bermuaranya kelenjar keringat yang keluar (kelenjar sudorifera) yang terletak pada lapisan dermis.
Gambar perencanaan animasi jaringan kulit 3 Dimensi

                     Skema bagian-bagian kulit                                                 

Jaringan kulit manusia terdiri dari 2 lapisan kulit, yakni: epidermis dan dermis. Yang masing-masing lapisan memiliki fungsi dan struktur kulit, diantranya :
Lapisan kulit Epidermis
Selain itu kulit memiliki lapisan kulit epidermis yang terdiri dari lapisan tanduk (lapisan korneum) dan lapisan malpighi. Lapisan tanduk atau lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas dan digantikan oleh sel-sel baru. Lapisan malpighi juga masih memiliki lapisan lainnya seperti : lapisan spinosum dan germinativum, yang masing-masing memiliki fungsi tersendiri. Lapisan kulit spinosum memiliki fungsi sebagai penahan gesekan dari luar. Sedangkan lapisan germinativum berfungsi sebagai produsen pengganti lapisan sel-sel pada lapisan kulit korneum yang aktif membelah diri dari sel kulit mati.
Selain itu lapisan kulit epidermis mengandung pigmen melanin yang memberi warna pada kulit, oleh karenanya penting menjaga kulit dari pancaran radiasi sinar UV yang dapat membakar kulit dan merubah warna kulit menjadi lebih gelap.
Lapisan kulit epidermis merupakan lapisan kulit bagian teratas pada kulit manusia. Setiap manusia memiliki ketebalan kulit yang berbeda-beda antara 400-600 μm, untuk kulit tebal terletak pada kulit telapak tangan dan kaki dan kulit tipis memiliki ketebalan antara 75-150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel epitel diatas, lapisan kulit epidermis terdiri dari lapisan-lapisan seperti :
a.    Melanosit merupakan lapisan kulit epidermis yang memiliki sel untuk menghasilkan melanin melalui proses  melanogenesis.
b.  Sel Langerhans cd merupakan sel yang makrofag yang merupakan turunan dari sumsum tulang yang berfungsi sebagai perangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam imunologi kulit.
c.  Sel Merkel, yakni sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris yang fungsinya berhubungan dengan sistem neuroendokrin difus.
Pada lapisan kulit Keratinosit secara tersusun dari lapisan yang berda paling luar sampai ke dalam, memiliki susunan stratum yang diantaranya :
a.    Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel tipis, tanpa inti dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin.
b.  Stratum Lucidum, terdiri atas lapisan tipis sel epidermis eosinofilik yang sangat tipis, dan sitoplasma terdri atas keratin padat. Antar sel terdapat desmosom.
c. Stratum Granulosum, terdiri atas 3-5 lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat granula lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi asing, serta menyediakan efek pelindung pada kulit.
d. Stratum Spinosum, terdiri atas sel-sel kuboid. Sel-sel spinosum saling terikat dengan filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas (kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel spinosum ini banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami gesekan seperti telapak kaki.
e.  Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada epidermis, terdiri atas selapis sel kuboid. Pada stratum basal terjadi aktivitas mitosis, sehingga stratum ini bertanggung jawab dalam proses pembaharuan sel-sel epidermis secara berkesinambungan.

Lapisan kulit Dermis
Lapisan kulit dermis terdiri dari pembuluh darah, akar rambut, ujung syaraf, kelenjar keringat dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat tentunya menghasilkan keringat. Keringat yang dikeluarkan manusia dapat mencapai 2.000 ml setiap harinya. Namun keringat yang dihasilkan tergantung dari tingkat kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu tubuh. Keringat mengandung air, garam dan urea. Fungsi dari lapisan kulit dermis ini adalah sebagai organ penerima rangsangan, pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran dan bibit penyakit, serta untuk pengaturan suhu tubuh.
Lapisan kulit dermis berada pada bagian bawah kulit epidermis yang memiliki ketebalan kulit berbeda-beda namun ketebalan kulit dapat mencapai 4 mm terutama di daerah punggung. Lapisan kulit dermis sendiri memiliki 2 susunan stratum tanpa batas yang nyata, yaitu stratum papilare dan stratum reticular.
1.        Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi).
2.        Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas jaringan ikat padat tak teratur (terutama kolagen tipe I)
Selain kedua stratum di atas, dermis juga mengandung beberapa turunan epidermis, yaitu folikel rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebacea.
1.        Rambut yang merupakan struktur berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi epitel epidermis, yaitu Folikel rambut. Pada folikel rambut ini terdapat pelebaran jaringan yang berbentuk benjolan pada sebuah papilla dermis. Papila dermis tersebut mengandung kapiler dan ditutupi oleh sel-sel yang akan membentuk korteks rambut, kutikula rambut, dan sarung akar rambut.
2.        Kelenjar keringat, yang terdiri atas kelenjar keringat merokrin dan kelenjar keringat apokrin
3.   Kelenjar keringat merokrin, berupa kelenjar tubular sipleks bergelung dengan saluran bermuara di permukaan kulit. Salurannya tidak bercabang dan memiliki diameter lebih kecil dari bagian sekresinya 0,4 mm. Terdapat dua macam sel mioepitel yang mengelilingi bagian sekresinya, yaitu sel gelap yang mengandung granula sekretoris dan sel terang yang tidak mengandung granula sekretoris.
4.   Kelenjar keringat apokrin, memiliki ukuran lebih besar (3-5 mm) dari kelenjar keringat merokrin. Kelenjar ini terbenam di bagian dermis dan hipodermis, dan duktusnya bermuara ke dalam folikel rambut. Terdapat di daerah ketiak dan anus.
5.    Kelenjar sebacea, yang merupakan kelenjar holokrin, terbenam di bagian dermis dengan jumlah bervariasi mulai dari 100-900 meter persegi. Sekret dari kelenjar sebacea adalah sebum, yang tersusun atas campuran lipid meliputi trigliserida, lilin, squalene, dan kolesterol beserta esternya.
Pada bagian bawah dermis, terdapat suatu jaringan ikat longgar yang disebut jaringan subkutan dan mengandung sel lemak yang bervariasi. Jaringan ini disebut juga fasia superficial, atau panikulus adiposus. Jaringan ini mengandung jalinan yang kaya akan pembuluh darah dan pembuluh limfe. Arteri yang terdapat membentuk dua plexus, satu di antara stratum papilare dan retikulare, satu lagi di antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang-cabang plexus tersebut mendarahi papila dermis. Sedangkan vena membentuk tiga plexus, dua berlokasi seperti arteri, satu lagi di pertengahan dermis. Adapun pembuluh limfe memiliki lokasi sama dengan pembuluh arteri.
Untuk mendukung fungsi kulit sebagai penerima stimulus, maka terdapat banyak ujung saraf, antara lain di epidermis, folikel rambut, kelenjar kutan, jaringan dermis dan subkutis, serta papila dermis. Ujung saraf ini tanggap terhadap stimulus seperti rabaan-tekanan, sensasi taktil, suhu tinggi/rendah, nyeri, gatal, dan sensasi lainnya. Ujung saraf ini meliputi ujung Ruffini, Vaterpacini, Meissner, dan Krause.
Selain itu turunan kulit yang lain adalah kuku. Kuku merupakan lempeng sel epitel berkeratin pada permukaan dorsal setiap falang distal. Lempeng kuku terletak pada stratum korneum, sedangkan dasar kuku terletak pada stratum basal dan spinosum.
Pada suhu yang terbilang cukup panas, kelenjar keringat menjadi lebih aktif dan pembuluh kapiler di kulit akan melebar. Jika pembuluh kapiler mudah melebar akan memudahkan proses pembuangan air dari sisa metabolisme dan mengaktifkan kelenjar keringat untuk terus mengeluarkan keringat ke permukaan kulit dengan cara penguapan. Jika penguapan menyebabkan suhu pada permukaan kulit menurun, kita tidak akan merasakan lagi. Namun apabila suhu tubuh tidak mengalami penguapan yang berarti dan sangat berkurang, maka suhu tubuh akan tetap dan tubuh tidak mengalami kedinginan.

Kulit memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
1.        Sebagai alat transportasi pembuangan keringat.
2.        Sebagai alat peraba/perasa.
3.   Sebagai pelindung organ tubuh lainnya dari bbrbagai ancaman masalah kulit baik dari pancaran radiasi dari sinar matahari.
4.        Mengendalikan dan mengatur suhu tubuh.
5.        Tempat menyimpan lemak.

Penyusun :
Kelompok 5
Anggota : 1. Ihda Zainul Muttaqin      (100533402561)         
                  2. Lativa Hartiningtyas      (100533402630)
                  3. Mahfuz                            (100533405403)



READ MORE